Harits さんの未確認動物学の恋人

Kamis, 03 Januari 2013

2012 Giveaways Winner - Kisah Manusia Liar di Eropa

Yo Readers! Guess what, pemenang dari giveaways taun lalu udah kepilih loh. Setelah seleksi dari 6 tulisan masuk (serius cuma 6) akirnya kuputusin artikel Kisah Manusia Liar di Eropa yang menang. 

Kenapa? Soale tulisannya original, ga copas, terus belom pernah dibahas di blog ini. Jadi murni bukan gara-gara disogok pake beras ato photopacknya jkt48. Betewe kemaren ada yang submit artikel tapi copas dari kompas.com gitu, besok-besok jangan yak..

Selamet ya buat dek Isa Istifani, buat hadiah kaos kerennya bisa konfirmasi dulu alamatnya ke emailku.. Kalo deket dari rumah ya kuanter sendiri tapi kalo jaoh ya pake JNE lah gampang.

Pada kepo ga gimana tulisan pemenang giveaways kemaren, ini nih yang menang: 

Hai bang Harits, kenalin dulu, namaku Isa. Isa si iguana Istifani. Aku sering loh komeng2 di blognya bang Harits! I’m your fan, bang! I’m your fan! *kipas2in Harits*

Jadi ceritanya aku mau ikut2an kuis di blognya abang, biar bisa dapet kaos limited edition gitu deeeh. Haha. Setelah cari-mencari-cari artike crypto yang belum pernah dibahas blog lokal, maka, jadilaah ini diaaa artikel cryptozoology pertama-ku, spezial buat elu, bang! Diz iz itttttt!!!
Nb: artikelnya gak pake analisa ya, bang. Maklum masih newbie, takut salah-salah tangkep nantinya ^^

KISAH MANUSIA LIAR DI EROPA

Benua Eropa. Cie. Siapa yang gak tau. Ini benua kan aduhay banget, tempat pertama kali modernitas dibangun gitu. Bayangin deh, di benua ini kan tempat kelahirannya ilmuwan-ilmuwan, musisi-musisi, filosof-filosof, penulis-penulis, bahkan sampe penjahat-penjahat macem jack the ripper dilahirin! Bayangin deh! Bayangin kalo gak ada pelaut-pelaut dari Eropa, Amerika gak bakal ditemuin, men! Indonesia gak bakal dijajah! Benua ini bahkan sering disebut benua pengeksplor saking banyaknya yang mereka temuin di abad-abad krusial manusia bumi. Halah. Pokoknya intinya gitu deh.

Trus trus, pada tahu gak, Eropa yang merupakan benua dari sebagian besar negara-negara maju ternyata gak jauh beda sama kita-kita. Banyak mitos dan legenda gitu. Mulai dari vampir, penyihir dan tukang tenung, bahkan woodwose—manusia hutan.

Gambar permadani - seorang manusia liar yang dijinakkan oleh wanita yang saleh, Swiss, 1400-an.

Waktu Pak Linnaeus, penemu klasifikasi biologi modern, ngasih kuliah tentang Systema Naturae tahun 1735, dia ngaku loh Homo sapiens bukanlah satu-satunya spesies manusia di bumi ini. Ada spesies homo yang lain, diantaranya ada Homo Ferus atau yang disebut orang liar, yang menurut Linnaeus ditutupi rambut, posisi tubuh merangkak, bisu, dan tinggal terpisah dari H. Sapiens. Mereka sebagian besar tinggal di hutan, bukit, dan pegunungan. Semacam gak asing, eh?




Gambar gondoruwo manusia liar Eropa.

Meski gitu, para ahli nih bertanya-tanya sob, ini makhluk sebenernye asli atawa palsu. Soalnya, penggambaran si woodwose alias manusia liar ini sering banget muncul di cerita rakyat. Tau sendiri kan kisah-kisah rakyat sob, susah banget ngebedain mana bagian cerita yang bener-bener terjadi, mana yang dilebih-lebihkan. Nah, bahkan beberapa ahli crypozoology percaya, si woodwose ini umurnya gak tua-tua banget, dan beberapa lagi dari mereka yakin kalo si woodwose itu ampe sekarang masih ada, bersembunyi di hutan-hutan. We-o-we banget.

Woodwoses (Albrecht Dürer, 1499)

MANUSIA LIAR ATAU ANAK YANG HILANG

Gini-gini sob, Pak Linnaeus sendiri mengkategorikan Homo Ferus ini jadi beberapa, salah satunya adalah Juvenis Lupinus hessensis yang artinya anak-anak serigala, atau anak-anak liar. Bukan, sob, bukan bayi serigala, tapi anak-anak yang sejak bayi ditinggal orang tua-nya di hutan dan akhirnya diasuh oleh serigala. Nah, serius, gak asing banget kan ceritanya? Iye! Bahkan pendiri Roma, yakni Romulus dan Remus, yakin mereka adalah anak kembar yang sejak bayi disusuin sama serigala.


Patung terkenal Romulus dan Remus disusui seekor serigala.


Ini dia gambar si Mowgli, anak serigala yang sering kita dengarkan kisahnya. The Jungle Book - Rudyard Kipling. Gambar oleh J Lockwood Kipling (1895).


Sebuah patung woodwose dalam Gereja St Mary di Woolpit, Suffolk, di mana Green Children terkenal diduga muncul berabad-abad yang lalu. (Bung E pernah membahas Green Children ini, judul:  Misteri Anak-anak Hijau dari Woolpit).
  
PENAMPAKAN-PENAMPAKAN

Pada tahun 1934 misalnya, sekelompok pemburu melihat sesosok woodwose mengintai dibalik pepohonan di hutan dekat Uzitza di Serbia. Mereka pun tak ambil tempo langsung mengejar woodwose tersebut. Bak mendapat kedondong durian runtuh, si woodwose tersudut dan akhirnya terjatuh. Ketika para pemburu mendekati, mereka takjub dengan hasil buruan mereka, yakni, seorang pemuda manusia yang benar-benar telanjang dan agak berbulu tapi terlihat sangat normal, berumur kira-kira 15 tahun, ketakutan, dan tertutup lumpur. Si pemuda-bulu inipun diangkut dan ditaroh di desa setempat. Sungguh sayang seribu sayang, si pemuda-bulu tak dapat berbicara sedikitpun, tapi dapat menirukan suara burung-burung dan binatang-binatang hutan, doski juga bisa bergerak dan mempunyai reflek yang sangat cepat. Si pemuda-bulu juga begitu tangguh karena dapat berjalan maupun merangkak dengan kecepatan yang luar biasa. Pemuda ini pun hanya makan akar dan buah-buah hutan.

Pada masa pemerintahan Henry II (1154-1189), sesosok woodwose ditangkap di jaring oleh beberapa pelaut ketika woodwose tersebut sedang berenang di laut. Menurut keterangan yang ditulis oleh penulis sejarah dan biksu Ralph of Coggeshall di Anglicanum Chronicon nya, makhluk itu benar-benar telanjang, tapi menyerupai seorang laki-laki, dengan jenggot berlimpah dan runcing, dan dadanya sangat berbulu. Manusia liar ini pun dibawa ke kastil lokal dan dijaga siang dan malam. Doski tidak mampu berbicara, tidak menampilkan rasa hormat ketika dibawa menemui penduduk di gereja, dan lebih menyukai makan ikan mentah ketimbang yang dimasak. Pernah tuh doski melarikan diri ke laut sekali, tapi akhirnya balik atas kemauan sendiri. Nah, waktu dia menlarikan diri ke laut untuk yang kedua kalinya, dia gak balik lagi dan gak pernah terlihat lagi semur-umur.

Sob, bahkan Pak Linnaeus ternyata punya bukti konkret keberadaan Homo Ferus-nya. Dia menyebutnya Wild Girl of Champagne (Gadis Liar dari Champagne). Dia telah dikonfirmasi untuk bertahan 10 tahun (November 1721-September 1731) di hutan daerah Champagne, Prancis, sebelum ditangkap pada usia 19. Luar biasa untuk anak-anak liar. setelah ditangkap, dia diajari membaca dan menulis, dan benar-benar direhabilitasi secara intelektual. Sedaap!

BENAR-BENAR LIAR?

Sejumlah disebut orang liar telah terbukti adalah manusia biasa, yang karena berbagai alasan--dari kemiskinan, masalah kesehatan mental, atau melarikan diri dari penganiayaan, dan keinginan sederhana untuk menyingkirkan beban kehidupan modern--telah meninggalkan kehidupan normal mereka dan keluar dari lingkungan masyarakat normal, mencari pelipur lara dan kesendirian di alam liar.

Pada musim gugur 1936, misalnya, tim peneliti yang sedang bekerja di hutan memeriksa salah satu hutan besar dekat Riga, Latvia, tiba-tiba menemukan suatu kumpulan apeman (ape: primata, monyet; man: manusia; apeman: manusia monyet?) meringkuk di dasar pohon. Ketika melihat para peneliti, apeman-apeman tadi melarikan diri dengan cepat, berayun ke cabang pohon dan memanjat ke atas dengan kecepatan yang luar biasa. Ketika ditembak oleh salah satu peneliti, si apeman menjerit dan jatuh ke atas tanah, di mana ia ditangkap oleh orang-orang, yang menemukan bahwa apeman itu ditutupi rambut dan tidak memakai pakaian. Ketika dibawa kembali ke desa dekat, makhluk itu diakui di sana sebagai buruh tani yang telah hilang bertahun-tahun sebelumnya, namun ia sekarang tidak lagi mampu berbicara atau mengerti pembicaraan, dan hanya mampu berteriak gembira saat daging atau buah ditempatkan di hadapannya.

Nebukadnezar di padang gurun. Digambar oleh William Blake (1795).

Selama Abad Pertengahan, orang gila atau tolol kadang-kadang dilepaskan ke padang gurun untuk berjuang  sendiri, sehingga mereka menjadi sedikit lebih buas. Menurut Kitab Alkitab tentang Daniel, raja Babel Nebukadnezar II yang perkasa menjalani masa tujuh tahun kegilaan, selama waktu dia tinggal sendirian di alam liar, merangkak untuk makan rumput, dan memungkinkan rambut dan kuku tumbuh tak terkendali sampai ia menyerupai apeman, bukan manusia.

Anyway, sampai sekarang di Eropa, legenda tentang woodwose ini masih ada dan bahkan jadi simbol beberapa daerah. Mereka menganggap bahwa keberadaan woodwose adalah sebuah kekuatan alam, kesuburan, kelahiran kembali, dan tentang apa yang disebut  the ‘noble savage’ uncorrupted by modern civilisation, perlambangan idealisme yang tidak terkorupsi oleh peradaban modern. Mantab!
 ____________________________________________

Keren ya artikelnya.. Tapi setelah baca jadi meragukan identitas, soalnya ciri-ciri woodwose ini harits banget.. Engga ding..

Hoke, itu tadi artikel pemenang giveaways desember kemaren. Pada ngerasa bisa nulis artikel lebih bagus? Tunggu ya giveaways setelah ini..

Boleh lho artikelnya dikomen.. Horas!

5 komentar:

  1. Mantabb.... Artikelnya baguss. Infonya oke punya, penulisannya juga setipe sama Harits, jd koplak tp tetep berisi (jiah bahasa gue :p).

    BalasHapus
  2. kaka post ttg siberian loch ness monster dunk ;)

    BalasHapus
  3. waduh, katanya eropa paling terhebat dan super makmur nyatanya gak bisa ngakalin si manusia liar?

    BalasHapus

Hayo, komennya yang sopan ye..

Protected by Copyscape Duplicate Content Detector